Saturday, November 3, 2018

Penemuan varian baru Rp1000 seri Diponegoro

Seperti kita ketahui uang nominal 1000 Rupiah bergambar Pangeran Diponegoro terdiri dari 2 jenis :

1. Varian yang tidak beredar, hanya ditemukan dalam versi SPECIMEN atau Proof, tanpa tahun (1971), berukuran lebih kecil dan berbeda tandatangan dari varian beredar, serta memiliki watermark Pangeran Diponegoro.


2. Varian beredar, bertahun 1975 dengan watermark Gajahmada


Perbedaan antara keduanya sudah saya bahas panjang lebar di artikel 48, silahkan di baca ulang.

Untuk mempermudah saya buatkan tabelnya :


Selama puluhan tahun, hanya 2 varian itu saja yang kita ketahui. Berbagai katalog seperti Pick, OEN atau KUKI edisi perdana hanya menampilkan kedua  jenis itu saja. Tetapi siapa duga dari penemuan yang tidak disengaja, saya menemukan varian baru yang untuk sementara kita sebut varian ketiga 1000 Rupiah Diponegoro. Seperti apa bentuknya mari kita lihat bersama. 

Bermula dari pertemuan dengan seorang yang menawarkan uang misprint. Dia menawarkan selembar uang Rp1000 bergambar Diponegoro yang sisi belakangnya kosong. Baik pemilik maupun saya tadinya hanya menduga kalau uang tersebut adalah varian beredar uang Diponegoro 1975 biasa yang kebetulan salah cetak, saya sendiri kurang antusias dengan uang misprint karena cukup umum ditemukan dan tidak bernilai tinggi. Walaupun demikian akhirnya sayapun membeli uang tersebut. Setelah saya teliti lebih lanjut, betapa terkejutnya saya ketika mengetahui kalau uang tersebut tidak termasuk kelompok manapun dari kedua varian Diponegoro yang selama ini sudah kita ketahui. Sebuah penemuan baru bertahun 1974 yang bisa merubah data di semua katalog.

  


Sepintas uang yang ini mirip dengan varian 1975 yang mengalami misprint pada sisi belakangnya bukan?
Tapi coba perhatikan lebih teliti, perhatikan tahunnya dan tanda tangannya. Berbeda bukan? Uang ini bertahun 1974 dan tidak ada satupun katalog yang mencantumkan tahun tesebut.

Benar, ternyata uang ini memiliki banyak perbedaan dari kedua varian yang sudah kita ketahui. Saya buat ringkasannya ya...


Kita bahas satu persatu yuk.

1. Tidak beredar
Hal ini tidak perlu dibahas lagi, karena kita sama2 tahu kalau yang beredar cuma satu jenis saja yaitu yang bertahun 1975. Situs Museum Bank Indonesia menyatakan kalau uang ini diedarkan mulai tanggal 1 Juni 1976 menggantikan seri Sudirman dan ditarik tanggal 2 April 1988 untuk digantikan seri gamelan. 

2. Ukuran kertas
Uang bertahun 1974 ini mempunyai ukuran yang lebih kecil sedikit bila dibandingkan dengan varian beredar tetapi sama dengan varian 1971. 

3. Watermark
Bergambar Diponegoro yang sama persis dengan varian 1971 


4. Tanda tangan Gubernur
Sama dengan varian 1975 yaitu Drs. Rachmat Saleh yang menjabat sebagai gubernur BI periode 1973-1983.

5. Tanda tangan Direktur
Sebaliknya tanda tangan direktur sama dengan varian 1971 yaitu Durmawel Achmad SH

6. Tulisan DIREKSI
Terdapat tulisan DIREKSI yang berada di atas tandatangan mirip dengan varian 1975


7. Blind code
Terdapat bintik blind code di margin kanan bawah berupa satu buah segi lima yang bentuk dan ukurannya lebih kecil dibanding varian 1975.

8. PERCETAKAN
Dicetak oleh  PERUM PERCETAKAN UANG RI IMP.  Yang sama dengan varian 1975.

Dari semua data2 tersebut dapat disimpulkan kalau varian 1974 ini merupakan campuran dari 1971 dengan 1975. Dimana terdapat 4 persamaan dengan varian 1971 (sama2 tidak beredar, ukuran kertas yang lebih kecil, watermark Diponegoro dan tandatangan Direktur), 3 persamaan dengan varian 1975 (Tanda tangan Gubernur, tulisan DIREKSI dan percetakannya) sekaligus memiliki perbedaan sendiri yang tidak dimiliki kedua varian lainnya yaitu blind code segilima berukuran kecil.

Dengan semua persamaan dan perbedaan di atas, uang ini dapat dipastikan berada di peralihan antara 1971 dengan 1975 dan sudah sepatutnya merubah data katalog Pick yang sudah ada :

113. 1000 RUPIAH 
ND; 1975. Blue-green and blue on multicolor underprint. Prince Diponegoro at left.
a. 1975. Watermark: Majapahit statue 
b. ND. Specimen, (Not issued.) 

Menjadi

113. 1000 RUPIAH
ND; 1974; 1975. Blue-green and blue on multicolor underprint. Prince Diponegoro at left.
a. 1975. Watermark: Majapahit statue 
b. ND. Watermark Prince Diponegoro. Specimen, (Not issued.) 
c. 1974. Watermark Prince Diponegoro. (Not issued.)

Demikian juga dengan katalog2 lainnya, permuan ini akan merubah dan merevisi semua katalog yang ada. 

Begitulah dunia numismatik, tidak pernah terlihat ujungnya, setiap saat selalu saja ada penemuan2 baru. Karena itu janganlah kita sombong atau berpuas diri. 
Menarik bukan?














Tuesday, July 31, 2018

Belajar yuk : Penampilan uang kertas

Dari pengalaman sehari-hari, ternyata banyak sekali para kolektor yang masih mengalami kesulitan dalam menilai kualitas uang kertas, sehingga mereka sangat mungkin dijadikan mangsa empuk para penjual nakal. 
Bagi mereka yang tidak mau mengambil resiko tertipu, badan grading seperti PMG dijadikan andalan utamanya. Tetapi bila hanya mengandalkan PMG, selain menambah biaya yang tidak sedikit, ilmu kita juga tidak maju-maju. Untuk itu sudah saatnya kita semua mengasah kembali ilmu kita sehingga menjadi mahir tanpa perlu bantuan pihak lain.

   
Mari kita mulai pelajaran penting ini.

Bila anda mendapatkan tawaran dari penjual, dari teman atau dari siapapun juga, maka yang harus anda perhatikan adalah :

1. Semua penjual ingin barang dagangannya laku dengan harga tinggi, maka segala cara akan ditempuh termasuk memanipulasi kualitas atau kondisi. Tapi jangan berprasangka buruk dulu, kualitas yang tidak sesuai belum tentu bermaksud menipu, bisa saja si penjual juga kurang mahir menilainya.  Karena itu bila penjualnya bukan balai lelang terpercaya atau yang kredibilitasnya sudah diakui, maka anda diharapkan untuk "TIDAK MUDAH PERCAYA DENGAN SEMUA YANG DISAMPAIKAN"
Arti kata "SEMUANYA" berarti Termasuk kondisi, kualitas, keaslian, pengakuan modalnya dan seribu alasan lainnya.
Sama seperti penjual HP di mal-mal,  mereka manawarkan daganganya dengan gaya yang merayu dan membujuk. Murah loh (padahal harga standar)... diskon deh (padahal dinaikin dulu)... bonus memory card (yang abal-abalan buatan antah berantah), asli segel dari Jepang (padahal di seal lagi pake plastik daur ulang), garansi resmi (padahal barang selundupan) dll...

Lalu apakah anda tertarik dengan rayuannya? Tentu tergantung dari diri anda sendiri. Bila sebelumnya anda sudah belajar banyak dan setidaknya sudah mengerti, maka anda tidak akan mudah tertipu. Tetapi bila anda tidak pernah belajar dan selalu percaya dengan omongan penjual, maka kemungkinan besar anda akan tertipu. Bila sudah demikian siapa yang mau anda salahkan?

Jadi, rumus nomor satu adalah jangan mudah percaya dengan yang disampaikan penjual. Jadikan semua omongan penjual sebagai bahan masukan yang harus disaring dan diteliti lagi.

2. Langkah kedua adalah periksa dan periksa lagi, crosscheck apa yang disampaikan penjual dengan kenyataannya, Bila hanya berupa gambar, jangan malu untuk minta gambar yang lebih banyak lagi. Mending cerewet diawal karena masih didengar dan diladeni penjual daripada cerewet belakangan sesudah barang anda beli, karena keluhan anda cuma numpang lewat di telinga saja, uang tak kembali dan bahkan mungkin akan bikin musuh. 

Rumus nomor dua adalah, cek dan recek lagi. Kualitas, kondisi, harga dan segalanya. Mirip seperti anda beli HP baru, cek semuanya apakah sesuai dengan yang disampaikan.

Apa saja yang harus anda cek? Ini yang sulit, dan banyak kolektor pemula yang kurang menguasainya. Untuk itu kita akan membahas tahap demi tahap.
Tahap pertama adalah tentang penampilan uang kertas, yaitu kesan pertama sewaktu anda mendapat penawaran. Yaitu :

A. Menilai kondisi penampilan uang kertas secara keseluruhan dengan satu kali pandang saja. Ingat, cuma sekali pandang saja, bukan diteliti lebih lanjut, itu tahap kedua. Karena kali ini hanya baru sampai tahap pertama saja.
1. Apakah asli ?
2. Warna dan kecerahannya
3. Nomor serinya dan tanda tangannya, apakah termasuk varian yang langka?
4. Adakah cacat yang langsung terlihat 
5. Kondisi kertas, apakah licin mulus atau used. Tentukan grading secara kasar. Gak perlu ngejlimet dulu, ini baru pandangan pertama.

Mempelajari penampilan uang kertas merupakan dasar sebelum mempelajari grading, mari kita bahas dengan beberapa contoh gambar supaya lebih mudah dimengerti.



Apakah asli ?

Bagaimana anda bisa menilai keaslian suatu uang kalau gak tau ciri2nya. Jadi kita harus tau terlebih dahulu ciri2 keaslian suatu uang kertas, Baik gambarnya, warnanya, bentuk pengamannya, kombinasi nomor serinya dan lain sebagainya. Semuanya bisa dipelajari dari  katalog, jadi tolong dipelajari dan diingat baik-baik ya 

Contoh 1
1000 Rupiah 1952
Apakah uang 1000 Rupiah seri kebudayaan 1952 dengan prefik WA ini asli?
Dengan sekali pandang kita sudah harus tau kalau uang tersebut kemngkinan besar palsu 
Alasannya antara lain :
1. Gambar patung kasar
2. Prefix yang palsu umumnya 2 huruf , prefik 3 huruf jarang ada yang palsu
3. Bila diteliti lagi perhatikan garis2 dekat margin bawah yang  kasar dan belepotan.


Bandingkan dengan yang asli, garis halus dan tidak belepotan


Contoh 2
Set wayang issued 50-1000 Gulden
Apakah wayang set ini asli?
Dengan sekali pandang, otak kita menganalisa segala kemungkinan:
 1. Kondisi uang terlalu mulus 
2. Pecahan 50 Gulden (paling kiri) sengaja dibalik agar watermark bisa terlihat, justru itu kelemahannya, karena watermark hanya terlihat dengan jelas kalau diterawang
3. Sangat jarang ada kolektor/apalagi awam yang bisa punya sekaligus semua pecahan 
4. Nominal kecilnya kemana? Kalau awam yang punya pasti mereka menampilkan nominal yang kecil juga karena mereka tidak mengerti,  kalau kolektor yang punya kenapa gak diplastikin  dan kenapa diletakkan sembarangan?
5. Sangat mencurigakan, apalagi kalau harga yang ditawarkan sangat murah
Hasilnya otak akan mengatakan : Kemungkinan besar set di atas adalah palsu sehingga perlu penelitian lebih lanjut


Contoh 3
1000 Gulden 1946
Federal 1000 Gulden 1946, aslikah?
Dengan sekali pandang kita sudah harus tau kalau gambar di atas pasti palsu. 
Tetapi bisa tau dari mana?  Apakah anda punya yang asli?
1. Gambar kasar sekali
2. Warna suram, beda jauh dengan yang asli
3. Untuk meyakinkan, minta gambar belakangnya, lihat tipe nomor serinya yang berbeda dengan yang asli.

Terlihat berbeda dari yang asli bukan?

Belum punya yang asli? Pelajari gambar di bawah baik-baik. Rekam dalam otak warna dan bentuk nomor serinya.

 Bentuk uang yang asli, 


Contoh 4
600 Rupiah 1948
Apakah asli ? Penawaran dari awam yang mengaku dapat dari kakeknya yang veteran.
Kita analisa yuk :
1. Uang ini tidak beredar dan baru ditemukan beberapa puluh tahun yang lalu, tidak sampai setua umur kakeknya
2. Karena tidak beredar, semuanya berkondisi baik, tidak pernah ada yang compang camping seperti itu
3. Gambar kasar dengan warna suram
4. Kalau seandainya saja uang tsb benar dari jaman kakeknya, dimana nominal lainnya yang lebih umum, rasanya aneh kalau si kakek hanya menyimpan satu jenis saja yang jelas tidak bisa digunakan untuk belanja.

Dengan analisa sepintas kita bisa menarik kesimpulan sementara kalau uang tersebut kemungkinan sangat besar adalah palsu. 


Contoh 4
Wayang 500 Gulden
Penawaran dari pedagang, apakah asli?

Dilihat sepintas dari penampilan, warna, nomor seri dan watermark yang samar2 keliatan cukup meyakinkan. Dengan hati senang sayapun menindak lanjutinnya. Untung lokasi dekat jadi bisa saling ketemuan. Setelah bertemu dan diperiksa lebih lanjut ternyata palsu, cuma print di kertas biasa saja. 
Suatu kemajuan untuk si pembuat, mereka makin mahir.

Dari beberapa contoh di atas kita bisa mengambil kesimpulan awal hanya berdasarkan gambar yang dikirim. Biarkan otak kita menganalisa segala kemungkinan yang ada, lalu dengan cepat mengambil kesimpulan sementara  apakah  perlu ditindaklanjutin atau tidak. Ingat ya jangan salah dalam mengambil keputusan.  

Warna dan kecerahan

Warna uang kertas juga bisa kita lihat dan amati secara langsung hanya dari pendangan pertama, Kecerahan warna sangat penting untuk memperkirakan apakah uang tersebut palsu(lihat gambar2 di atas), apakah telah di cuci/manipulasi, atau apakah tropis sehingga gagal mendapatkan gelar EPQ bila dikirim untuk PMG. Kita lihat beberapa contoh berikut:

Contoh 1
5000 Rupiah Sudirman 1968
Sangat pucat, curiga sudah di cuci, tetapi bisa juga karena kejemur atau terkena cahaya selama bertahun-tahun. Biasanya terjadi pada uang yang di bingkai atau dipajang. Untuk membedakannya minta gambar belakang, bila pucat juga maka kemungkinan besar telah dicuci.  

Sisi belakangnya, ternyata warna terang seperti biasa, tanda kalau sisi depan uang tersebut pucat karena kejemur.


Contoh 2 
Seri Federal 1946
Masih dari pemilik yang sama, kondisi uang sudah tidak bagus lagi tetapi yang terpenting perhatikan perbedaan warna antara kedua pecahan 100 Gulden. Yang di bawah tampak sangat pucat dibanding satunya. Pemikiran kearah cuci menjadi lebih kuat.

Contoh 3
De Javasche Bank wayang dan Coen
Kiriman dari teman, gambar diambil dari fb, apakah asli?

Penampilan sangat bagus, warna cukup cerah, nomor seri wayang dan Coen 200 sesuai dengan rumus. Tetapi kenapa cara fotonya aneh ya... Kenapa nomor seri yang 300 disembunyikan? Kemudian perhatikan  watermark wayang 50 yang tampak samar-samar berbeda dari yang kita tahu. Menambah kecurigaan...

Contoh 4
NICA 25 Gulden 1943
Apa yang bisa kita analisa dari gambar di atas?
Kertas tampak keras, sudut2 cukup tajam, bintik pengaman masih jelas, tetapi warna kertas sangat kecoklatan alias tropis berat. Sangat mungkin asli, bila anda tertarik tinggal perhatikan lebih lanjut dan hitung ada berapa lipatan dan apakah ada kelemahan lainnya, bila hanya ada lipat saja tanpa ada kelemahan lainnya maka grade tertinggi EF (max 3 lipatan) dan terendah VF. Kalau di PMG mungkin nilainya antara 35 sampai 45 tentu tanpa EPQ. 

Usahakan dengan sekali pandang kita sudah dapat menilai secara kasar keaslian dan kualitas uang kertas. Dengan demikian kita bisa memperkecil kemungkinan tertipu. Kita lanjut lagi ya...


Contoh 4
Nomor seri


Anda mendapatkan penawaran setumpuk uang 5 Rupiah 1952, kondisinya used dengan grade rata2 Fine. Sedangkan anda sudah punya yang UNC.  Jangan langsung ditolak ya.... lihat dulu nomor serinya dengan cara minta gambar sisi belakangnya. Siapa tau ada yang menarik.


Bagaimana? Ada yang menarik?

Ternyata 3 diantaranya memiliki variasi 1 huruf yang langka.


Contoh 5

Sejumlah uang federal 1946 berkondisi jelek. Jangan langsung ditolak ya... 
Lihat dulu nomor serinya..


Ternyata salah satu diantaranya memiliki nomor seri yang dimulai dengan angka 1 yaitu nomor seri pengganti. Bagi penggemar variasi, nomor seri ini cukup menarik untuk dikoleksi.


Ingat jangan langsung menolak uang2 yang berkondisi jelek. Jangan cuma memperhatikan kualitas. Perhatikan baik2 apakah nomor serinya atau watermarknya termasuk varian yang langka atau unik. Kadang untuk varian yang langka kita sudah tidak mempertimbangkan kualitasnya lagi karena sangat sulit ditemukan. 


Contoh 6
Margin


Tampak kertas sangat bagus, warna jelas, terang dan bersih. Kelemahan yang tampak jelas hanya satu lipatan tengah, benarkah demikian? Mari kita perhatikan dengan lebih teliti.
Dengan sekali pandang saja kita seharusnya sudah melihat ada satu kelemahan yang sangat mencolok pada uang tersebut, yaitu : margin terlalu tipis dan ke 4 sudut sangat tajam.

Ingat HANYA uang yang UNC atau setidaknya AU yang memiliki sudut yang sangat tajam. Uang yang EF pun kadang salah satu atau lebih sudutnya sudah agak tumpul, sedangkan uang di atas yang jelas memiliki lipat tengah patah plus mungkin beberapa lipatan lain yang belum terlihat seharusnya tidak mungkin memiliki ke 4 sudut yang sangat tajam. Maka kesimpulan sementara dari pengamatan sepintas dari uang tsb adalah tepi2nya telah dirapikan/dipangkas alias di trimming. Apalagi bila ditambah margin yang terlalu tipis. Untuk pastinya mari kita bandingkan dengan uang sejenis yang orisinal.


Dari panjangnya sudah terlihat ada selisih beberapa mm

Demikian juga dari lebarnya

Kesimpulan dari pengamatan sepintas terhadap penampilan uang tsb adalah :
Uang bersih, dengan warna terang tetapi telah dilakukan pemagkasan sisi alias trimmed untuk ke 4 sisinya sehingga sudut menjadi tajam (telah kita buktikan). Dengan demikian anda tidak perlu memperhitungkan gradenya lagi, uang tersebut walau penampilannya bagus dan menarik tetapi sudah tidak orisinal. 

Untuk contoh lebih lanjut perhatikan gambar2 di bawah ini  

Terlepas asli palsunya (urusan belakangan) atau gradingnya, dari pengamatan sepintas kita sudah bisa menyimpulkan kalau ke 4 margin terlalu tipis dan sudut terlalu tajam. Tanda kalau uang ini kemungkinan besar sudah di permak. 

Perhatikan margin sisi kiri yang sangat tipis, beda jauh dengan ke 3 sisi lainnya. Kita curiga tepi tersebut telah dirapikan. Tetapi ada kemungkinan lain yaitu cetakannya bergeser agak ke kiri alias tidak center. Untuk lebih meyakinkan kita lihat sisi belakangnya

Untuk cetakan yang bergeser, kecil kemungkinan terjadi pada kedua sisinya (lihat gambar berikutnya) Sedangkan pada uang ini kedua sisi memiliki margin tipis pada posisi yang sama. Kesimpulan sementara : sisi tersebut kemungkinan besar telah dipangkas.


Margin kanan sangat tipis, beda jauh dengan yang lain, apakah trimmed atau cetakan yang bergeser? Kita lihat sisi belakangnya :

Ternyata ukuran margin sisi belakang relatif sama besar, 
kesimpulan sementara: uang ini bukan di trimmed, tetapi cetakan bagian depannya bergeser agak ke kanan (tidak center) sehingga tampak seolah2 margin kanan telah dipangkas.

Ingat bukan hanya uang2 biasa saja yang bisa dipangkas tepinya, tetapi semua jenis uang kertas termasuk yang langka juga. Perhatikan gambar di bawah

Coen 1000 Gulden di KUKI edisi awal
Perhatikan perbedaan ketebalan margin sisi kanan dan bawah (lebih jelas dilihat dari sisi belakang)
Berbeda jauh bukan?
belasan tahun yang lalu uang ini ditawarkan ke saya dan sengaja saya beli untuk dibandingkan. Hasilnya benar, sisi kanan dan bawah telah dipangkas beberapa mm, lihat gambar di bawah

Gambar atas adalah uang yang original, yang bawah uang yang ada di KUKI.
Ada perbedaan panjang beberapa mm.
Ternyata uang yang masuk KUKI pun gak dijamin pasti orisinal.


Coen 1000 Gulden, walau kondisi uang cuma sekitar VF tetapi sudut2nya tajam. Sangat mencurigakan.  Setelah diukur ternyata benar, semua margin telah dipangkas.


Bagaimana dengan uang yang tidak ada marginnya seperti pada seri wayang?
Uang yang tanpa margin sangat sulit dibedakan, cara terbaik adalah  membandingkannya dengan uang sejenis. Tetapi tentu kita tidak mungkin kemana2 membawa contoh uang bukan? Jadi anda harus jeli dan sudah merekam detail uang yang orisinal di dalam memori anda.


Wayang 100 Gulden, no seri disamarkan. kondisi sangat bagus, hanya lipat tengah dan tropis.
Benarkah demikian? Lihat dengan lebih baik lagi


Untuk pecahan 100 Gulden,  kuncinya ada di pusat lingkaran,  anda harus perhatikan lingkaran2 kecil yang ada di sekeliling tepi kertas. Semuanya harus memiliki titik pusat.


Sisi kanan, atas dan bawah semuanya punya pusat, tetapi sisi bawah tidak ada. Artinya kemungkinan besar sisi bawah telah dipangkas. Kita buktikan yuk...

Dibandingkan dengan uang yang sejenis, ternyata panjangnya sama, artinya sisi kiri dan kanan aman 


Tetapi untuk lebarnya, setelah disejajarkan, ternyata uang tsb lebih pendek sekitar 3mm di bagian bawah.
Dengan demikian terbukti kalau uang tsb dipangkas pada sisi bawahnya.

Lingkaran pada sisi bawah tidak tampak pusatnya.


Kesimpulan: kita harus mengingat  gambar uang yang original, sehingga alarm di otak segera bekerja begitu melihat ada yang berbeda. Untuk itu setiap kali anda melihat uang yang baru,  perhatikan dan pelajari baik2 detailnya. Itulah pentingnya  kita saling memperlihatkan koleksi, yang memiliki memperlihatkan kepada yang belum punya untuk dipelajari bersama. Saling belajar, saling mengagumi, saling kritis, saling tukar pikiran dan cerita. Bukannya saling iri, saling dengki atau saling dendam seperti yang saat ini lebih sering terjadi. Ingat saya sudah katakan berkali-kali bahwa hobi digunakan untuk memperbaiki kualitas hidup. Bukan untuk mempersusah hidup.

Inti dari tulisan ini adalah agar ilmu kita tidak tergantung dari orang lain, belajar menilai kualitas uang kertas dari penampilannya hanya dengan sekali pandang.


500 Rupiah pemecah kelapa 1958, kita analisa secara cepat yuk
1. Uang sudah used
2. Warna pucat
3. Margin terlalu tipis untuk ke 4 sisinya
4. Sudut terlalu tajam
Kesimpulan sementara : uang used, sudah dipangkas dan dicuci, tidak penting lagi jumlah lipatannya, yang pasti uang ini sudah tidak layak simpan





 Contoh2 lain dan grading secara kilat akan kita bahas dilain waktu.



Jakarta  Juli 2023


  





Tuesday, January 31, 2017


DICARI UANG KERTAS KUNO, HUBUNGI : 08159988188

Uang kertas DICARI

DICARI uang-uang kertas jaman penjajahan Belanda seri JAVASCHE BANK
Bila ada diantara pembaca yang memiliki uang2 tersebut di bawah ini dan berniat untuk menjualnya, silahkan hubungi saya di email arifindr@gmail.com atau telp di 0815 9988188.


Semua pecahan seri Javasche Bank sampai dengan tahun 1920 seperti:



Seri Creatie 1815

Seri Creatie 1815 merupakan surat kredit pemerintah Belanda, terdiri dari pecahan 1, 5, 10, 25, 50, 100, 300, 600 dan 1000 gulden. Dicari dalam kondisi baik dan asli. Seri ini banyak sekali dipalsukan, terutama untuk pecahan 1 dan 1000 gulden.


Seri Recepis (1846)
Seri Recepis atau disebut juga Recepis Perak (1846) terdiri dari pecahan 1, 5, 10, 25, 100, 500 gulden. Dicari dalam kondisi baik dan asli.



Seri Bingkai I (1864-1903)
Seri yang sangat sulit ditemukan, bernilai tinggi dan terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 200, 300, 500 dan 1000 gulden. Dicari dalam segala kondisi.




Seri Bingkai II (1873-1924)
Terdiri dari pecahan 10, 25 dan 50 gulden, Ada dalam bentuk specimen dan ada juga yang bernomor jalan. Dicari dalam bentuk nomor jalan.




Seri Coen Mercurius (1897-1924)
Bentuknya besar dan memiliki tepi yang tidak rata, bergambar JP Coen di kanan dan patung Mercurius di kiri, terdiri dari pecahan 100, 200, 300, 500 dan 1000 gulden. Juga terdapat dalam bentuk beredar dan specimen. Dicari dalam bentuk baik dan utuh.



Seri Coen I (1901-1924)
Hanya terdiri dari pecahan 5 gulden, tetapi memiliki setidaknya 10 variasi tanda tangan.
 Terdapat dalam bentuk specimen atau nomor jalan. Dicari dalam bentuk baik.



Seri Munbiljet Wilhelmina (1919-1920)
Diterbitkan dalam rangka perkawinan ratu Wilhelmina, terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 gulden. 
Dicari dalam bentuk minimal extra fine.



Seri Gedung (1919-1921)
Bergambar gedung Javasche bank, terdiri dari pecahan 20, 30 dan 40 gulden. Ada dalam bentuk proof, specimen maupun nomor berjalan. Dicari dalam bentuk nomor jalan. Tetapi jenis ini terdapat banyak bentuk palsunya.



Seri Munbiljet II (1920)
Terdiri dari pecahan 1/2, 1 dan 2,5 gulden. Pecahan 1/2 dan 1 gulden cukup mudah ditemukan, tetapi pecahan 2,5 sedikit sulit didapatkan terutama yang berkondisi baik. Dicari dalam bentuk minimal extra fine.


Seri JP Coen II (1925-1931)
Pecahan 5, 10, 25, 50 dan 100 gulden dicari dalam kondisi minimal EF
Pecahan 200, 500 dan 1000 gulden dicari dalam kondisi baik dan utuh.
Pecahan 300 gulden dicari dalam segala kondisi asalkan utuh.


Seri Wayang 1938-1939
Pecahan 5, 10, 25 gulden dicari dalam kondisi UNC
Pecahan 50 dan 100 gulden dicari dalam kondisi minimal very fine
Pecahan 200, 500 dan 1000 gulden dalam segala kondisi asalkan utuh.



Seri NICA 1943
Pecahan 25, 50 dan 100 gulden dicari dalam kondisi UNC
Pecahan 500 gulden dicari dalam kondisi baik dan utuh.





Selain uang2 di atas, bila anda memiliki uang2 jaman penjajahan Belanda atau uang2 Indonesia lainnya yang ingin di jual baik satuan maupun borongan, silahkan hubungi saya di email arifindr@gmail.com atau telp: 0815 9988188


Terima kasih